Aku berada di puncak kebingungan...
Dua tahun ku lewati setelah lulus kuliah. Ku isi dengan berbagai macam hal yang ku suka dan tidak menjadi pegawai "eight hours" adalah pilihanku. Aku menyibukan diriku dengan urusan online shop (Ney Chic), mengatur media online BT/BS BIMA -bimbingan belajar, menjadi staf magang yang mengajar audio visual di Labkom -USU , mengikuti berbagai kelas diskusi di LCE untuk mengasah kemampuan bahasa Inggrisku, pelayanan di gereja sebagai guru sekolah minggu, dan saat ini ada tambahan baru menjadi audiovisual supporting officer di Conservation Internasional- Indonesia, yang mengharuskan aku bolak-balik Takengon- Simalungun -Medan.
Itu adalah hal-hal yang kulakukan di hari-hariku. Itu belum semua, masih ada hal-hal lain yang sebaiknya tidak ku sebutkan. Atau kalian akan ternganga melihat betapa banyaknya kegiatanku. Dan aku tidak memiliki SATU fokus.
Banyak kegiatan itu menyenangkan, aku bisa bertemu banyak orang, tahu tentang banyak hal. Tapi aku butuh satu fokus.
Seperti prinsipku, "pekerjaan itu layaknya seorang suami, kau mencintainya, hidup dengan nya dalam waktu lama, berusaha tidak jenuh dengan nya."
Jika orang bertanya apa pekerjaan tetapku?
BELUM ADA SAMA SEKALI~
Aku dalam masa pencarian, untuk menemukan yang tepat.
Tapi seperti layaknya pacaran, jangan lama-lama, begitu pula pencarian ini. Dua tahun waktu yang cukup. Aku harus melangkah kepada fokusku.
DAN AKU BERADA PADA PUNCAK KEBINGUNGAN.
Rencanaku adalah meneruskan S2 ku dan menjadi dosen di bidang komunikasi pemasaran. Karena itu berhubungan dengan bisnis ku saat ini. Aku suka berbagi pengalaman bisnisku pada siapa saja, jadi dosen adalah pilihan yang bisa membuatku senang. Setiap hari diskusi tentang BISNIS.
Seharusnya, bulan ini aku sudah merampungkan calon/ proposal tesisku untuk melengkapi aplikasi pendaftaran program magister di Ilmu Komunikasi Fisip USU. Jangan khawatir, aku sudah menyelesaikannya sebagian, hanya tinggal tahap finishing.
Yang menjadi kebimbangan adalah "pemikiran untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri", sebelum memutuskan niat kuliah di USU, aku diperhadapkan oleh kebingungan, pilih manajemen atau komunikasi. Lalu aku memutuskan komunikasi, karena aku harus fokus pada bidangku. Kemudian aku bingung, antara UI atau USU? Lalu aku memilih USU, karena alasan aku kuliah lagi juga didasarkan oleh bisnisku dan sampai saat ini Medan masih menjadi sumber yang tepat untuk supply barang-barang jualanku dibanding Jakarta.
Ada seseorang yang jauh disana menyarankan aku mencoba beasiswa Australia Awards, dia kasih link. Hanya lihat sekilas lalu aku abaikan. Lalu tiba-tiba saat aku lagi asyik browsing di hari yang lain, beasiswa itu muncul lagi, aku download semua berkas informasinya. Tapi hanya ku baca saja. Entahlah, aku merasa enggan mencobanya. Kemudian Kak Novita (my soul sister) menyarankan aku coba Arryman Scholarship (yang ini deadline nya desember, kalau Australia Awards 19 July), tapi melihat persyaratan harus iBT, aku mikir-mikir deh. Terusss, tiba-tiba datang sms hari ini dari Natulangku yang di Makasar, yang dari aku SMA rindu banget aku bisa kuliah di Australia. Dia mencantumkan link Australia Awards. DAN AKU BUKA LINK ITU LAGI DAN AKU BACA LAGI!
Lalu tersirat niat untuk melengkapi semua berkas-berkas yang dibutuhkan, dengan langkah awal bertanya ama pihak Pusat Bahasa USU, apakah mereka menyediakan Test TOEFL ITP.
Aku berkata-kata terus dengan Tuhan Yesus. Tuhan kemana aku harus pergi? Kemana? Aku tidak tahu, aku buta dan dungu.
Jika aku mencoba beasiswa luar negeri, hasil yang akan keluar paling cepat Februari. Dan aku tidak cukup percaya diri, Tuhan Yesus :(
Bagaimana kalau aku tidak lulus?
Lalu aku ada ide, gimana kalau aku tetap kuliah S2 di USU dan tetap mencoba beasiswa itu?
Ua atis (kakaknya mamaku) yang akan membayar S2, pendaftaran seharga 14 juta. Itu bukan jumlah yang kecil. Nanti kalau aku lulus gimana? Hilang deh 14 juta.
Aku benar-benar bingung. Dan apapun yang dijalani dengan ketidakyakinan, ga berhasil ih.
Begini saja! Aku akan belajar TOEFL semampuku! Terus aku tes...
Kalau TOEFL ku 500, aku akan melamar beasiswa itu, kalau nggak. Aku akan coba tahun depan, di program yang lain.
Hmmm apapun yang terjadi di dalam hidupku, slalu ku berkata Tuhan Yesus Baik :)
Show me Your way, God :)
nat, bicara ttg beasiswa bukan bicara soal kepintaran tapi kecerdasan dalam buat strategi... dan beasiswa itu saaaaaaaaaaaangaaaaat banyak... kalau tanoto Tuhan bisa kasih ke kita, Tuhan yang sama pasti bisa bukakan berpuluh-puluh beasiswa untuk kita.
BalasHapusMasalahnya banyak org yang nyali nya langsung ciut dengan sejuta syarat beasiswa..
mungkin kemampuan toefl, ielts, dan informasi kita terbatas tapi kita punya Bapa yang tidak terbatas dan tidak membatasi mujizatny untuk kita.
Let's walk with faith in GOD- all things are possible darl ;)